Singapura, negara pulau yang boleh dikatakan langka dengan peninggalan-peninggalan arkeologis masa Hindu-Budha, bulan November telah menggelar dua pameran bertema arkeologi. Pertama adalah pameran bertema “On the Nalanda Trail: Buddhism in India, China and Southeast Asia”, diresmikan pada tanggal 1 November oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Mr. George Yeo, dan akan berlangsung hingga 23 Maret 2008 selama 5 bulan. Pameran tersebut diselenggarakan di gedung Asian Civilisations Museum.
Tema pameran mengenai peranan Nalanda sebagai satu dari perguruan-perguruan tinggi besar yang pertama di dunia, dalam penyebaran Budhisme dari tempat kelahiran di India hingga ke Cina dan Asia Tenggara. Khususnya yang setia kepada kajian-kajian Budhis, Nalanda memiliki guru-guru yang amat terkenal dan iklim intelektual yang cemerlang sehingga menarik perhatian para penjiarah dan siswa-siswa dari seluruh dunia.
Pameran menampilkan koleksi-koleksi seni Budhis yang dibawa dari India, Cina, dan Asia Tenggara, meliputi arca-arca Budha, Bodhisattva, dewi, dan dewata dari perunggu dan batu. Pada kesempatan ini Museum Nasional Jakarta juga meminjamkan sekitar 10 buah arca perunggu. Dengan ijin khusus dari pemerintah India, pameran juga menampilkan relik-relik tulang dari penemuan arkeologis yang dapat dihubungkan secara langsung dengan sang Buddha itu sendiri.
Yang kedua adalah pameran “Kaala Chakra (Wheel of Time); Early Indian Influences in Southeast Asia”, diresmikan pada tanggal 17 November dan akan berlangsung hingga 16 Mei 2008 selama 6 bulan. Pameran tersebut diselenggarakan di gedung National Library Board, Singapore. Tema pameran berfokus pada pengaruh-pengaruh budaya dan religi demikian juga perdagangan awal dari India Selatan ke Asia Tenggara dan sebaliknya hingga abad ke 13 M. Yang lebih penting adalah menelusuri pengaruh bahasa-bahasa Sansekerta dan Tamil di wilayah ini dan penyebaran agama Hindu dan Budha.
Pameran menampilkan koleksi-koleksi yang pada pokoknya menonjolkan peranan bangsa Tamil di India Selatan, terutama peranan Dinasti Chola, yang berdampak luas di Asia Tenggara pada abad ke-11. Koleksi-koleksi dipinjam dari India, Cina, Thailand, Malaysia, dan Indonesia; Museum Nasional dan Museum Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam hal ini meminjamkan 6 buah koleksi yang berkaitan dengan tema pameran tersebut.
Puncak acara adalah penyelenggaraan konferensi internasional yang bertema “Early Indian Influences in Southeast Asia: Reflections on Cross-Cultural Movements” selama 3 hari, yaitu tanggal 21-23 November 2007. Konferensi Internasional diselenggarakan di Holiday Inn Atrium Hotel, diikuti oleh 52 pemakalah dari berbagai negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Belanda, Cina, Filipina, India, Indonesia, Itali, Jepang, Kamboja, Myanmar, Perancis, Singapura, Swiss, Thailand, dan Vietnam. [TRIGANGGA]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar