Museum untuk memperingati korban bencana tsunami Tahun 2004 sudah dibuka di ibukota Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh.
Dirancang sebagai perlambang untuk mengenang bencana tsunami, museum ini juga akan digunakan sebagai pusat pendidikan.
Museum Tsunami
Sebagian besar yang diajak berkonsultasi menyatakan setuju
Selain itu juga bisa berfungsi sebagai tempat penampungan sementara jika bencana tsunami kembali menghantam kawasan itu.
Saat bencana tsunami Tahun 2004, sekitar 240.000 orang tewas dan setengah diantara korban jiwa itu berada di Aceh.
Bencana itu juga mendorong masuknya bantuan internasional terbesar yang pernah disalurkan di Aceh sepanjang sejarah.
Sepertiga dari bantuan itu sudah digunakan oleh Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi BRR Aceh, antara lain untuk membangun 130.000 unit rumah dan ribuan kilometer jalan serta jembatan maupun sekolah dan prasarana lainnya.
Lewat konsultasi
Museum tsunami yang penuh perlambang ini berdiri seperti mercu suar di Banda Aceh dengan bentuk kapal yang terdiri dari 4 tingkat dan dihiasi dekorasi bermotif Islam.
Atapnya menggambarkan ombak sedang di lantai pertama dipamerkan rumah tradisional Aceh yang dilengkapi dengan peralatan untuk bisa bertahan menghadapi tsunami.
Para pengunjung juga diajak berjalan melewati lorong sempit dan gelap dengan dua dinding air untuk menghadirkan suasana kepanikan saat tsunami datang.
Walau sudah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, museum yang dibangun dengan biaya sekitar US$ 6,7 juta atau sekitar Rp. 60 milyar ini masih terlihat kosong.
Penggagas museum, Eddy Purwanto dari BRR Aceh, mengakui proyek yang ambisius dan mahal ini tidak akan terwujud jika mayoritas korban tsunami masih belum memiliki rumah.
Dia mengatakan sudah berkonsultasi dengan sejumlah pihak sebelum memutuskan untuk menerusakan rencana pembangunan.
"Sebagian besar dari mereka menyatakan setuju. Memang ada satu atau dua yang berpendapat museum ini tidak perlu dan hanya membuang uang saja," tuturnya.
"Museum ini dibangun dengan 3 alasan, yaitu untuk mengenang korban bencana. Juga sebagai pusat pendidikan bagi generasi muda tentang keselamatan, dan yang ketiga menjadi pusat evakuasi jika bencana serupa datang lagi."
BRR Aceh sudah hampir menyelesaikan tugasnya dan museum ini tampaknya menjadi sumbangan terakhirnya.
(bbcindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar